Pada sebuah
senja dengan lembayung marun aku terpaku menikmati wajah langit. Merasakan
lembut desiran sang bayu yang tetap menenangkan meski kini tak lagi sama. Tak
lagi sama. Aku masih ingat dengan jelas, dulu. Saat kau masih disini. Kita,
yang dulu pernah berbagi canda, tawa, duka bersama. Kini tak lagi sama. Kini
kau menghilang.
Hilang
yang sebenarnya masih ada, hanya aku merasa kau telah hilang dan tak lagi sama.
Tapi,
sejujurnya aku merindukanmu. Senyummu, candamu, tawamu, tangismu, setiap bagian
darimu adalah rinduku yang masih tak terobati hingga kini.
Andai waktu
masih berbaik hati, aku selalu berangan kembali ke masa lalu, masa lalu, tempat
kita bersama, bercerita dan mengejek diri, menertawakan satu sama lain, tapi,
diam-diam memuji dalam hati.
Aku tahu, kita
tahu, keadaan tak lagi sama sekarang. Dewasa mulai menghampiri kita, masa-masa
konyol dulu memang harusnya terlupakan, dilupakan. Melalui logika, aku bisa
saja melupakan dan merasa dulu tak pernah ada. Tapi, ketika hatiku yang tengah
bertahta, ia pandai mengungkit kenangan pada setiap zat.
Ia
membangkitkannya pada lagu yang mendayu, pada angin yang membelai, pada gambar yang
berseliweran, pada hujan yang menari-nari,
pada suasana ketika dulu, pada suasana yang sama, pada suasana ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar