Aku merindukanmu
Dengan pulang dan jalan yang membentang
Serta koran-koran usang
Rindu,
Terlalu cepat terukir
Sedang waktu masih terlalu muda tuk berpikir
Padahal hati tak pernah menggubris
Yang rindu,
tetap optimis
Aku hanya bisa mengingatmu,
lewat senyum se-bisa ku
Dan mengabaikan,
dalam kedalaman nyenyak
Aku masih seperti dulu
Hanya menulis sajak-sajak
Tentang mencintaimu
Namun, tetap bercinta pada aksara
Dan menyatakannya pada angin
Angin selalu lupa menyampaikannya padamu,
Nona ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar