Ini September,
dan sekarang adalah minggu. Hujan yang sedari subuh telah memulai pestanya tak
membuatku bertahan diperaduan. Tugas terlalu menumpuk, membuat minggu santai
seakan senin. Sejak rintik hujan pertama memulai harmoni melodi segelap tadi,
sejak itu pula aku berkutat di depan komputer ku, memangkas jarak dari tugas satu
ke tugas lainnya.
Ini September
yang sibuk. Setidaknya dengan jaringan internet, kesibukan ini memiliki jeda. Tidak
hanya aku, siapapun akan melakukan hal yang sama, ada internet artinya bisa
menghibur diri lewat jejaring media sosial yang bervariasi jenis dan
kegunaannya. Ini mungkin rahasia kecil, tapi rasanya ini lebih baik menjadi
rahasia bersama, aku akan lebih lama menghibur diri di dunia maya ketimbang
mengerjakan tugas-tugasku.
Meja kerja
dikamarku telah sejak tadi menjadi peraduanku. Meski jam telah menunjuk pukul
09:00 WIB, efek harmoni hujan membuat suasana seakan pukul 06:00 WIB. Aku sibuk
mengacak-acak dunia maya. Sebentar-sebentar terhibur akan kekonyolan yang di-posting oleh orang-orang, kadang juga menjadi
serius dengan berbagai pemberitaan, kadang juga heran dengan tindakan-tindakan
remaja masa kini di dunia maya. Membuka dunia maya sama saja dengan membuka
buku seribu satu kisah, mulai dari yang kamu sukai sampai sesuatu yang tidak
penting untukmu.
Iseng-iseng
itu terhenti pada sebuah foto, pada sebuah nama. Nama yang tidak asing,
meskipun saat ini, jika bertatap mata, bertemu secara nyata, nyatalah akan
asing terasa. Saat itu, melihat nama dan foto-nya tersenyum di layar komputer,
membuat aku tersenyum, seakan membalas senyumnya, sejujurnya sama sekali tidak.
Melihat nama itu akan melayangkan ku jauh pada ingatan silam, ingatan masa-masa
remaja yang kebanyakan orang bilang adalah masa-masa menyenangkan dalam hidup,
mungkin saja.
Mungkin sudah
lima atau enam tahun berlalu sejak saat itu, sejak saat terakhir aku
melihatnya. Sudah lama sekali ternyata. Seingatku, ini bulan-nya. Melihat tanggal
hari ini, sepertinya beberapa hari lagi adalah hari-nya. Aku hanya
tersenyum-senyum sendiri memikirkannya. Bukan apa-apa, setelah lima atau enam
tahun, baru hari ini aku mengingat kembali hari dan bulan nya.
Aku merasa
sangat jahat kepada dirinya, dia memang bukan satu-satunya, tetapi, dia itu
yang pertama kan?
Apa ada
hal yang membuat aku tak begitu ingin mengingatnya? Entahlah, jika dengan
pemikiran saat ini, aku merasa apa yang terjadi dahulu bersamanya, tidak ada
masalah yang benar-benar besar, hanya pemikiran pada masa itu yang belum mampu
mencerna setiap masalah yang datang. Kita, pada saat itu sama-sama keras kepala
dan tidak mau mengalah, sama-sama tidak mau mendengarkan satu sama lain. Kita terlalu
muda untuk menanggung sebuah beban kehidupan bersama.
Pada akhirnya,
kita berpisah, kan? Iya!
Aku tak
mengingat banyak setelah itu. Selain karena setelahnya kita jadi jarang
berbicara lagi, sekedar bersapa tegur saja telah sulit pula jadinya. Apa selalu
begitu fenomena mereka yang telah berpisah? Mungkin iya, bisa juga tidak. Kata orang,
itu tergantung masing-masing orang dalam berpikir. Jika sama-sama mampu
berpikir dewasa, mungkin hubungan setelah berpisah akan tetap terjalin dengan
baik, namun jika tidak, ya begitulah.
Kita jadi
jarang bicara lagi, apa karena setelahnya kau menjalin hubungan dengan teman ku?
Terakhir
kali aku bisa melihatnya, terakhir kali aku bisa berbicara dengannya, aku pikir
itu yang pertama aku bisa berbicara lagi dengannya setelah berpisah. Itu hanya
perkiraanku. Ternyata tidak, karena setelahnya, kau pergi tanpa bisa aku
mengantar.
Ini September,
dan hujan masih memainkan seriosa pagi ini. Karena ini September, jadi ...
Selamat ulang
tahun, kawan ..... ........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar