Selasa, 20 September 2016

Ini September

Ini September, dan sekarang adalah minggu. Hujan yang sedari subuh telah memulai pestanya tak membuatku bertahan diperaduan. Tugas terlalu menumpuk, membuat minggu santai seakan senin. Sejak rintik hujan pertama memulai harmoni melodi segelap tadi, sejak itu pula aku berkutat di depan komputer ku, memangkas jarak dari tugas satu ke tugas lainnya.

Ini September yang sibuk. Setidaknya dengan jaringan internet, kesibukan ini memiliki jeda. Tidak hanya aku, siapapun akan melakukan hal yang sama, ada internet artinya bisa menghibur diri lewat jejaring media sosial yang bervariasi jenis dan kegunaannya. Ini mungkin rahasia kecil, tapi rasanya ini lebih baik menjadi rahasia bersama, aku akan lebih lama menghibur diri di dunia maya ketimbang mengerjakan tugas-tugasku.

Meja kerja dikamarku telah sejak tadi menjadi peraduanku. Meski jam telah menunjuk pukul 09:00 WIB, efek harmoni hujan membuat suasana seakan pukul 06:00 WIB. Aku sibuk mengacak-acak dunia maya. Sebentar-sebentar terhibur akan kekonyolan yang di-posting oleh orang-orang, kadang juga menjadi serius dengan berbagai pemberitaan, kadang juga heran dengan tindakan-tindakan remaja masa kini di dunia maya. Membuka dunia maya sama saja dengan membuka buku seribu satu kisah, mulai dari yang kamu sukai sampai sesuatu yang tidak penting untukmu.

Iseng-iseng itu terhenti pada sebuah foto, pada sebuah nama. Nama yang tidak asing, meskipun saat ini, jika bertatap mata, bertemu secara nyata, nyatalah akan asing terasa. Saat itu, melihat nama dan foto-nya tersenyum di layar komputer, membuat aku tersenyum, seakan membalas senyumnya, sejujurnya sama sekali tidak. Melihat nama itu akan melayangkan ku jauh pada ingatan silam, ingatan masa-masa remaja yang kebanyakan orang bilang adalah masa-masa menyenangkan dalam hidup, mungkin saja.

Mungkin sudah lima atau enam tahun berlalu sejak saat itu, sejak saat terakhir aku melihatnya. Sudah lama sekali ternyata. Seingatku, ini bulan-nya. Melihat tanggal hari ini, sepertinya beberapa hari lagi adalah hari-nya. Aku hanya tersenyum-senyum sendiri memikirkannya. Bukan apa-apa, setelah lima atau enam tahun, baru hari ini aku mengingat kembali hari dan bulan nya.

Aku merasa sangat jahat kepada dirinya, dia memang bukan satu-satunya, tetapi, dia itu yang pertama kan?

Apa ada hal yang membuat aku tak begitu ingin mengingatnya? Entahlah, jika dengan pemikiran saat ini, aku merasa apa yang terjadi dahulu bersamanya, tidak ada masalah yang benar-benar besar, hanya pemikiran pada masa itu yang belum mampu mencerna setiap masalah yang datang. Kita, pada saat itu sama-sama keras kepala dan tidak mau mengalah, sama-sama tidak mau mendengarkan satu sama lain. Kita terlalu muda untuk menanggung sebuah beban kehidupan bersama.

Pada akhirnya, kita berpisah, kan? Iya!

Aku tak mengingat banyak setelah itu. Selain karena setelahnya kita jadi jarang berbicara lagi, sekedar bersapa tegur saja telah sulit pula jadinya. Apa selalu begitu fenomena mereka yang telah berpisah? Mungkin iya, bisa juga tidak. Kata orang, itu tergantung masing-masing orang dalam berpikir. Jika sama-sama mampu berpikir dewasa, mungkin hubungan setelah berpisah akan tetap terjalin dengan baik, namun jika tidak, ya begitulah.

Kita jadi jarang bicara lagi, apa karena setelahnya kau menjalin hubungan dengan teman ku?

Terakhir kali aku bisa melihatnya, terakhir kali aku bisa berbicara dengannya, aku pikir itu yang pertama aku bisa berbicara lagi dengannya setelah berpisah. Itu hanya perkiraanku. Ternyata tidak, karena setelahnya, kau pergi tanpa bisa aku mengantar.

Ini September, dan hujan masih memainkan seriosa pagi ini. Karena ini September, jadi ...

Selamat ulang tahun, kawan ..... ........





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Negeri di Awan

Di bayang wajah mu Ku temukan kasih dan hidup Yang lama lelah aku cari Dimasa lalu Kau datang padaku Kau tawarkan Kasih hati yang tul...