Kamis, 19 Juli 2018

Memeluk Rindu

Dan pada akhirnya
Kita akan sampai pada saat itu
Saat saat sendiri tanpa siapa pun
Menatap sayu sekeliling
Ruang yang tak lagi sama
Canda tawa yang telah tiada
Meja makan yang terasa lebih hening
Sarapan pagi yang tidak lebih sunyi dari kesepian
Aku kehilangan

Aku tahu masa masa ini akan datang
Menyadari lebih sulit ketimbang mengira-ngira
Merasakan lebih sakit dari hanya sekedar memahami
Ketika ia datang, perpisahan itu selalu menyesakkan
Aku tak bisa menahan kepergian
Sebisa ku hanya menunda
Aku tidak sekuat yang ku harapkan
Aku petualang yang buruk
Pecinta yang rapuh
Dan perindu yang angkuh

Aku, mengkhianati temu dan merayakan rindu

Menghabiskan malam-malam penuh rindu dengan berkaleng-kaleng bir
Menceritakan banyak kenangan pada bayang bayang di dinding
Aku kehilangan diriku
Membiarkan air mata jatuh tanpa perintah
Membiarkan isak me-mekak tanpa persetujuan
Aku, jatuh

Pada pagi yang cerah
Ketika mentari mencurahkan kasih hangat
Aku sibuk membolak-balik kenangan
Mencari-cari dalam pesan-pesan dahulu
Membacai surat-surat
Mengacak acak isi rumah
Berharap ada yang tersisa dan bisa membawa mu kembali
Meski begitu, aku lupa
Bahwa ruang tempatmu bersemayam bukan rumah
Bukan pula pesan pesan dan surat surat
Tidak lagi

Seharusnya aku menyadari lebih cepat
Tempatmu tak akan berubah
Kehilangan membuatku melupakan segalanya
Tapi cinta akan selalu mengembalikan ingatan
Perasaan pada pemiliknya
Kau, ada disini, di tempat seharusnya kau berada
Dalam pelukan
Di hatiku
Selalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Negeri di Awan

Di bayang wajah mu Ku temukan kasih dan hidup Yang lama lelah aku cari Dimasa lalu Kau datang padaku Kau tawarkan Kasih hati yang tul...