Senin, 13 Mei 2019

Negeri di Awan

Di bayang wajah mu
Ku temukan kasih dan hidup
Yang lama lelah aku cari
Dimasa lalu

Kau datang padaku
Kau tawarkan
Kasih hati yang tulus
Selalu mencoba
Menjadi hasrat dalam diri

Kau mainkan untuk ku 
Sebuah lagu
Tentang negeri di awan
Di mana kedamaian
Menjadi istananya
Dan kini
Telah kau bawa aku
Menuju ke sana

Ternyata hatimu
Penuh dengan bahasa kasih
Yang terungkap dengan pasti
Dalam suka dan sedih


Katon Bagaskara


Senin, 06 Mei 2019

Yang Ke-dua

Malam ini telah dimulai
Aku tak secepat itu akan terkulai
Dan kau, mari ku belai

Kita kan rengkuh malam panjang
Berdua, tanpa seorang pun

Aku mesti berjuang keras
Karena kau tak sekedar diam
Kau, nakal juga

Kupikir, ini hanya akan sesaat
Seperti yang sudah-sudah
Kini kau nambah
Aku, tak boleh kalah

Sepertiga malam
Iya, aku t'lah lelah
Kau, nampak kalah
Dan Lucah telah kita jamah

Kini, lelah mesti dilepas
Dan kau, puisi
Besok tinggal ku nikmati




Juli, 2016. Malam
Coretan ke-dua


Selasa, 30 April 2019

Banto Rayo

Banto Rayo

Banto Rayo merupakan salah satu objek wisata baru dengan konsep yang cukup berbeda. Banto Rayo berada di Jalan Kaluang Tapi, Koto Tangah, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Untuk biaya masuk, sekitar Rp. 10.000, diluar itu juga ada biaya parkir berkisar Rp. 2000 - Rp. 5000, bisa lebih jika hari libur dan kendaraan besar seperti bus.

Banto Rayo merupakan lokasi wisata wahana air dengan modifikasi dan inovasi oleh pengelola sehingga memiki kesan yang berbeda dengan wisata lain yang ada di Sumatera Barat

Langsung saja kita lihat penampakannya!!!








Itulah sedikit gambaran tentang Banto Rayo, untuk pengalaman lebih, silahkan kunjungi...

Kamis, 18 April 2019

Sambilu Cinto Putiah

Partamo kali cinto balabuah
Satiok kato kasiah nan tumbuah
Indak paduli rintang mahadang
Di hati mati di mato buto
Di mato buto ...

Adokah sumpah masih balaku
Baribu janji urang ingkari
Walau tak tahu nasib nan datang
Dikunci hati ka tuan surang
Ka tuan surang ...

Denai silau raso rindu dulu di ujuang banci
Bacari-cari sayang di salo tangih luko diri
Ramuak manahan sasa katiko harus mengalah 
Namun cinto suci tataplah dikhianati

Bahukum surang diri katiko hati bakato
Balupokan mimpi-mimpi nan mangieh tando-tando
Barilakan ameh perak asa lai kasiah babungo
Namun cinto suci tataplah dikhianati

Diguntiang buhua mati diputuih ikatan hati
Sambilu cinto putiah lah malukoi





Adilla, sambilu cinto putiah



Jumat, 12 April 2019

Jeda yang tak membatasi

Biarlah
Biar aku mencintai dalam kesendirian dan membisu
Menikmati mu lebih dari memiliki
Kesunyian yang menyajikan cerita semu belaka
Dan cinta lebih melukai sejak saat kau mengikrarkannya

Biarkanlah
Biar diam menjadi penawar atas semua angan
Ia merakit sedikit demi sedikit kenyataan
Kemudian menjadikan taman penuh kenang- kenangan
Kita ...

Sehingga saat ini
Mengenang adalah cara terbaik untuk tersenyum
Meski tanpa sepatah kata 
Kenangan mendatangkan ketenangan
Juga luka yang menenggelamkan
Ada yang akhirnya mesti berubah, di ubah

Tentang perasaan
Masih seperti dahulu
Memang tak sehangat kopi yang baru kau seduh
Tak pula sedingin es krim kesukaanmu
Cukup untuk meredam gelisah
Pas untuk menenangkan gundah
Seperti saat ku tenang akan senyum
Dan teduh pandang bola mata mu

Tentang cara
Cinta lebih bijak mengungkapkan dari rindu yang menggebu
Tentang jarak
Tak jeda yang membelenggu
Tak ruang membebaskan sebebas-bebasnya mau

Jadi biarkanlah
Biarkan aku memandang mu
Menatapmu
Kau tak perlu tahu
Aku menyukai nya ..


Jumat, 05 April 2019

Pesisir Selatan Explore VIII

Labuang Baruak

Labuang Baruak berada di Kecamatan Batang Kapas, tepatnya di jalan Sungai Bungin, Koto Nan Duo IV Koto Hilia.

Labuang Baruak merupakan destinasi unggulan yang ada di Kecamatan Batang Kapas, berupa pantai pasir putih yang sangat memanjakan mata.

Untuk akses sendiri, dari Kota Painan menuju Batang Kapas kurang lebih 30 menit, sedang dari jalan raya menuju Labuang Baruak memakan waktu kurang lebih 20 menit. Biaya masuk dihitung perorang Rp 5000, belum ada biaya parkir. Namun akses menuju Labuang Baruak masih cukup ekstrem, mendaki dan menurun, bebatuan dan akan licin jika setelah hujan. Mobil belum bisa menuju Labuang Baruak, paling jauh mobil bisa hingga pantai Bungin.

Mari kita nikmati pemandangan Labuang Baruak ...

Labuang Baruak
Bening

Labuang Baruak
Menggoda

Nikmatnya ...

Foto dulu

Main air!!!!

Nah itu sedikit gambaran tentang Labuang Baruak, penulis sendiri masih ingin lagi pergi kesini, tempatnya benar benar indah meski aksesnya ekstrim, so, kapan kesini?

Jumat, 22 Maret 2019

Walau Sekejap

Seribu kota telah ku lalui
Seribu hati ku selami
Namun tiada pernah ku temui
Dirimu di sana

Bertahun sudah ku mencari
Bertahun dalam dendam rindu

Telah ku coba menghapuskan
Namamu dari hatiku
Tapi siapa dapat mengingkari
Perasaan sendiri

Andai kini kau telah bahagia
Ku rela ku rela ...

Hanya satu
Izinkan diriku
Beejumpa dengan mu
Walau hanyalah sekejap
Sekedar pengobat rindu





Arie Wibowo


Minggu, 17 Maret 2019

Menceritakan Kenangan



Disinilah aku duduk
Menikmati langit
Memandangi debur ombak
Bercengkrama dengan angin
Mengisahkan kenangan

Nanti, kapankah kesempatan kita?
Duduk bersama, kau menggantikan angin
Menemaniku, mengingatkan akan kenangan-kenangan
Yang aku terlupa padanya

Karena kenangan-kenangan itu
Tidak hanya milikku
Ada kau, yang melengkapi
Menjadikannya sebuah cerita ...


Selasa, 12 Maret 2019

Seribu Tahun



Saat itu adalah sore yang cerah, ada festival seni dan budaya waktu itu dan suasana amat ramai. Festival seni yang luar biasa indah, di isi oleh berbagai pertunjukan seperti musik dan tari daerah, pameran lukisan beraneka gaya, stand berisi aneka karya, serta stand kuliner. Aku bukanlah fanatik seni, namun sedikit tertarik dengan hal-hal yang bertema budaya. Keberadaanku ditempat ini, panggil saja Jo dari nama lengkap Joni Adrian dan teman seperjuangan di kampus Antoni Anwar atau Toni adalah semata mencari hiburan dan sejenak melupakan kegiatan belajar di kampus. Waktu itu sore semakin menjelang, dan manusia semakin bertambah ramai, sesak juga semakin menjadi-jadi. Aku dan Toni yang telah mengelilingi berbagai stand dan telah menyaksikan banyak hal, takjub juga akan estetika karya manusia. Manusia juga bisa menciptakan karya yang indah dan unik, meski keindahan ciptaan-Nya adalah tiada tandingan siapapun seluruh semesta ini.

Tengah asyik mendudukan badan pada sebuah tempat duduk, sebenarnya bukan tempat duduk, melainkan sebuah pagar pembatas rendah sekali yang memagari sebuah pohon, pandangan ku tertuju pada sebuah karya indah ciptaan-Nya. Mata ku tertuju pada seorang gadis yang amat elok rupanya, anggun busananya. Mata ku tertahan pada karya Tuhan nan indah itu, hingga tak sadar mata gadis itu telah pula menatap kepada ku, kepada mata ku. Terkejut karena tatapan baliknya, aku mengalihkan pandangan, tersipu malu, salah tingkah, namun keinginan hati tetap memaksa untuk kembali menatapnya. Tatapan kedua kalinya, ketika tatapan ku telah sampai padanya, dia telah lebih dahulu menatap ku, dan saat itu, dia tersenyum ke arah ku. Sebuah senyum indah, seindah lazuardi senja kala itu, seumpama cahaya mentari terbit diufuk barat, seumpama sejuk embun pelepas dahaga. Masya Allah!

Hoi Jo, ngapain bengong? Panggilan Toni sesaat menghentikan ketakjuban ku akan keindahan master piece milik-Nya. Aku hanya tersenyum sembari menatap Toni. Toni yang melihat reaksiku hanya garuk-garuk kepala sambil mengerinyitkan dahinya, heran! Entah berapa lama kami duduk-duduk di bawah rindangnya pohon besar itu, senja sudah hilang saja, sama hilangnya dengan gadis yang tadi menggetarkan jantung hatiku. Kami pulang. Ketika berjalan menuju tempat parkir, senyum dari bibirku terbit kembali karena di sana aku kembali melihat gadis tadi. Dia tidak sendirian, dia bersama seorang teman yang juga indah dirinya. Kembali seperti tadi, aku mematung menatapnya. Dan Toni, yang ikut terperangah melihat indah ke-dua gadis itu paham akan hal yang terjadi kepada diriku. Toni tersenyum, ia merangkulkan tangannya kepundakku dan menyeretku perlahan.

“Ayo kawan, kita temui mereka”. Saat itu aku seperti kerbau yang di cokok hidungnya, nurut saja. Singkat cerita, Toni telah berhasil membuat kami saling mengenal. Namanya Cahya Farizka Badi’ah dan temannya Allyra Rahma. Kala itu, meski telah beberapa kali sempat meliriknya sedari jauh, memandanginya dari jarak dekat membuat ku mendebarkan jantung dengan sangat hebat. Jantung dalam tubuhku seakan ingin meledak. Keanggunannya tetap mempesona ku, wajah ovalnya yang terbungkus jilbab panjang dan pakaian muslimah beserta rok panjang yang membingkai dirinya, ah betapa anggunnya dirimu Cahya. Demikianlah kata yang terucap keras di dalam hatiku. Ketika saat itu Toni telah dapat berbicara santai dengan Allyra, aku dan Cahya lebih banyak diam. Kami hanya saling melempar senyum sesekali dan kemudian dia menundukkan wajahnya. Aku mulai paham, bahwa ini tidak biasa untuknya. Percakapan kami kala itu adalah percakapan hati, kami paham bahwa sejak tatapan pertama tadi, ada sebuah perasaan yang tidak biasa, yang mengatakan pada kami bahwa “meski baru bertemu, namun seakan telah lama saling mengenal satu sama lain”.

Percakapan sebentar itu berakhir dengan aku mendapatkan kontak HP Cahya yang bisa dipanggil “Aya”, demikianlah ia berkata. Toni pun berhasil memperoleh kontak HP Allyra.
Seminggu telah berlalu sejak hari itu. Meski tidak rutin, aku sempat beberapa kali menelpon Aya. Selalu ketika aku bercerita dengan Aya meski tidak lama, selalu saja sambutan hangat darinya. Percakapan yang tidak lama itu selalu terasa semakin mengikat perasaan masing-masing. Mungkin saat ketika pandangan mata pada saat yang pertama telah mempertalikan hati kami masing-masing. Seakan takdir telah menjanjikan pertemuan hari itu, karena meski bertemu dengan banyak wanita selama ini, tiada kesan dan terasa biasa saja. Yah, saat itu kami seakan telah saling memahami hati masing-masing, hanya saja kata cinta yang tetap kami pendam, aku menghormatinya dan kecintaannya kepada-Nya.
...
Minggu, Aku telah sampai di gedung bioskop tempat yang aku dan Aya berjanji untuk bertemu. Begini, semalam Aya menghubungi ku, dia ingin menonton sebuah film yang amat ia tunggu-tunggu, dan Allyra saat itu sedang ada acara keluarga katanya. Pilihan yang ia percaya selain Allyra adalah aku. Maka jadilah kami berjanji menonton hari itu. Saat pemutaran film, jujur saja aku tidak terlalu fokus dengan filmnya, berbeda sekali dengan Aya yang seakan tersihir dengan film. Alih-alih menonton, yang aku lakukan adalah memandangi Aya, berbagai ekspresi polosnya akibat reaksi dari film. Oh Tuhan, pandanganku yang terlalu mengagumi telah membuat aku lupa, dia bukan hak untuk aku pandangi dengan terlalu lama. Meski demikian, memandangnya adalah ketenangan bagi jiwa ku. Ya Rabb, tertitip do’a bahwa ku harap dialah takdir-ku.

Aku mengantar Aya pulang ke rumahnya, dia penduduk asli kota ini. Saat diperjalanan, tidak banyak yang kami ceritakan, namun cukup menyenangkan. Saat itu, ketika telah sampai di depan rumahnya, sebelum masuk rumah, Aya mengucapkan kata-kata yang sedikit ganjil, namun aku tidak terlalu mengindahkannya

“Jo’, maaf ya hari ini aku memaksamu pergi, aku takut tidak punya waktu lebih untuk bisa pergi bersama”.
Aya mengucapkannya dengan lancar dan sambil tersenyum sebelum akhirnya ia menghilang dari sebalik pintu rumahnya. Aku masih sempat meliht senyumnya sesaat sebelum pintu menghilangkan dirinya. Senyum yang tetap indah.

...

Pagi itu aku seperti biasa mengunjungi perpustakaan kota guna mencari referensi untuk skripsi ku. Hari itu senin pagi, sehari setelah aku dan Aya pergi menonton. Sejak hari itu, aku belum lagi berkomunikasi dengan Aya. Setelah menyelesaikan pencarian referensiku, aku memutuskan pulang ke kos. Sebelum pulang aku menyempatkan membeli koran karena tak sempat membaca koran ketika tadi di perpustakaan.

Di kos, terlihat Toni yang tengah duduk di meja belajarnya sembari membaca buku. Toni termasuk mahasiswa yang suka membaca, buku apapun ia baca termasuk buku-buku dengan tema berat. Meski begitu, Toni amat jarang membaca koran. Koran kemaren yang belum sempat aku baca ternyata masih bersih suci karena tak tersentuh. Karena merasa mubazir, maka aku memutuskan untuk membaca koran yang kemaren aku beli itu. Aku membuka helai demi helai koran tersebut. Ketika sedang khusyuknya membaca, aku terkejut ketika membaca sebuah berita kecelakaan lalu lintas.

“Ton, kemaren tanggal 14 kan?”

“Tanggal? Sebentar aku cek HP dulu”. Sesaat kemudian Toni memastikan bahwa benar itu tanggal 14 Februari 2016.

“Memangnya kenapa Jo?”

“Baca berita ini Ton!” sambil aku menyerahkan koran tersebut ke Anton.


Tabrakan Maut, Dua Gadis Muda Tewas di Tempat
Minggu, 14 februari 2016

... “telah terjadi tabrakan maut antara sebuah kijang Inova dengan sebuah sepeda motor yang ditunggangi oleh dua orang perempuan muda (Sabtu,13/2). Kedua korban tewas ditempat saat itu juga .... Korban meninggal Allyra Rahma (21) dan Cahya Farizka Badi’ah (21) tewas merupakan mahasiswa di salah satu PTN di kota ini”...


Toni sontak melemparkan koran itu, wajahnya pucat pasi. Ia menatap ku dengan wajah bercampur antara takut terkejut, dan ekspresi-ekpresi yang tidak mengenakkan lainnya. Kami saling memandang dengan ekpresi takut, bulu kuduk kami merinding, meski begitu, ada perasaan yang tak tertahan dalam diriku. Ada sebuah gelombang yang mulai mendesak-desak dari mataku. Toni kelihatan bingung, dia ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ingin salah bicara.
“Jo’, kemaren lu pergi nonton sama Aya kan?”

Aku tak bersuara, jawabanku hanya anggukkan, sedangkan mata telah mulai memerah.
“Jadi, ...” Toni menarik nafas panjang, ia tak mampu melanjutkan perkataannya. Adapun aku, mata ini sudah berair. Anton mengambil HP-nya, ia menghubungi seseorang. Setelah kata “Halo” dan “Bisa bicara dengan Allyra”, Toni hanya diam dan mengangguk-angguk sampai akhirnya ia mematikan HP-nya. Ia mendatangiku lagi.

“Bagaimana Ton?”

Toni menarik napas panjang lagi, kemudian mengangguk pelan.

“Iya Jo’, mereka yang meninggal dalam kecelakaan itu, barusan orang tua Allyra yang jawab”.

Suasana menjadi sunyi senyap. Air mata yang mengalir ku coba mengusapnya, namun ia sulit berhenti. Benar baru sebentar aku mengenal Aya, namun yang terasa seakan telah ribuan tahun saling mengenal sehingga kenyataan ini amat berat. Benar jika baru satu kali kami pergi berdua, namun seakan tak terhitung  masa rasanya kami telah bersama hingga aku tak siap menerima apa yang terjadi. Putik yang baru saja tumbuh, telah pula dicabut.

...

Senja itu aku duduk sendiri di tempat dimana pertama kali mataku menemukan Aya. Sejak tadi aku hanya memandangi lalu lalang dan sesekali menatap langit. Sebotol minuman penyegar menemaniku, yang tak habis-habis karena hanya sekali dua kali aku menyeruputnya. Ketika senja mulai semakin naik, dan ketika aku menundukkan wajah ku, aku melihat ada kaki menghampiriku dan sebuah tangan yang terulur kepadaku. Aku mengangkat wajahku perlahan, menatap sosok itu, dia Allyra! Saat itu, aku justru tersenyum, tidak bisa mengatakan apa-apa meski bulu kuduk dan tangan ku berdiri semua, namun tak ada perasaan apa-apa. Allyra tersenyum pula saat itu.

“Bagaimana kabar mu Jo’?”

“Aku baik, Kau?

“Seperti yang kau ketahui”

“Bagaimana Aya?

“Dia baik-baik saja di sana, dia titip salam”

“Salam juga untuk Aya”

Allyra tertawa kecil “Jo’, Aya minta maaf karena waktu itu dia tak menjelaskan apa-apa”

Aku terdiam sejenak, menyelami tiap pesan dari Allyra “Iya, aku paham kok Lyra”.

“Syukurlah kalau begitu”. “Sepertinya tidak ada yang perlu di khawatirkan”.

“Aya bilang, meski hanya sesaat, namun semua yang terjadi seakan telah lama. Seakan telah bersama sejak ribuan masa ...

“Selamat tinggal, Jo”.

Ketika kata-kata itu itu masih terdengar jelas ditelinga ku, sosok Allyra telah tak nampak lagi. Aku kembali sendiri, menikmati minumanku dan gurat wajah senja yang makin pudar. Setidaknya aku paham maksud perkataanmu waktu itu Aya, hanya yang membuatku selalu berpikir, siapakah dari dirimu yang saat itu bersamaku di bioskop?



Sabtu, 02 Maret 2019

Pesisir Selatan Explore VII

Taluak Sikulo

Menjelajahi Pesisir Selatan itu tak ada habisnya, mulai dari perbatasan Padang-Pesisir Selatan di Tarusan hingga ujung Pesisir Selatan-Bengkulu di Muko-Muko serta perbatasan lainnya dengan Solok Selatan membentang Taman Nasional Kerinci Seblat dan kokoh dinding Bukit Barisan.

Sekarang jejak kembali menelusuri salah satu keindahan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu Taluak Sikulo. Taluak Sikulo sendiri berada di Kecamatan Tarusan, lokasi mudahnya kita bisa memulai perjalan dari Pelabuhan Carocok Tarusan bagi yang menggunakan kapal, dengan harga yang lumayan tinggi, sekitar 500-700 dengan kapasitas sampai 10 orang lebih.

Namun jika ingin hemat biaya, kamu bisa melakukan jalan darat dengan berjalan kaki melalui tepian Pantai Batu Kalang sekitar dua jam. Akses kesini melalui darat memang masih belum memadai, namun kebanyak orang-orang yang ingin kesini memilih jalur darat dengan menyusuri tepian Pantai Batu Kalang dengan memanfaatkan kondisi air laut yang surut. Iya, kalau ingin melalui darat, usahakan berangkat pagi dan kembali sebelum air pasang. Penulis sendiri memilih pulang sekitar jam 2 lewat, dan kondisi air laut sudah mulai naik.

Langsung saja kita lihat penampakkannya

Menyusuri tepian pantai Batu Kalang, kita akan disajikan indahnya pemandangan laut dan alam sekitarnya
Langit biru dan jernihnya lautan serta hamparan pasir putih, perpaduan yang mempesona
Taluak Sikulo semakin dekat kapten!
Spot Taluak Sikulo ini sendiri adalah pulau batu karang yang sangat besar, dan kita telah sampai
Bebatuan besar yang menjadi pijakan, nampak tenang namun kokoh menopang pulau pulau karang ini
Salah satu sisi tepian pulau karang ini, laut biru yang jernih dan laut lepas, arusnya deras ...
Bercengkrama diketinggian ...
Menikmati debur ombak yang membelai
Tim jelajah Taluak Sikulo
Tim wanita-wanita tangguh yang kami temui ketika perjalanan menuju kesini, mantaplah, cewek semua isinya


itulah sedikit jejak langkah di Taluak Sikulo, menantang dan penuh tenaga, soalnya harus berjalan di tepi pantai, air lautnya selalu memanggil untuk dijamah, hehehe, cobalah, ini menarik ...

Rabu, 20 Februari 2019

Rilakan Denai

Maafkanlah diri denai da sayang
Indak talok manulak kandak
Diri denai iyo dijodohkan
Jo pilihan rang tuo denai

Raso ramuak jantuang di dalam dado
Indak talok raso bapisah
Jurang dalam nan indak menenggang
Sadang basayang Yo dipisahkan

Uda sayang lupokanlah diri denai
Carilah untuak pangganti diri denai ko
Uda sayang rilakanlah denai kini
Hiduik jo urang nan indak denai cinto

Dihati mati
Dimato buto
Denai rilakan
Adiak jo nan lain

Usah dikana maso-maso baduo
Lupokan sajo diri denai ko
Nan indak badayo

Selasa, 12 Februari 2019

Rasa Itu Ada




Kadang kita bisa menjadi begitu bodoh.

Tanpa sadar.

Melakukan hal-hal diluar keinginan.

Melakukan hal-hal yang tak biasa dilakukan.

Mengorbankan diri demi orang lain.

Bersakit-sakit deminya.

Hinga berdarah-darah.

Sampai melupakan diri-sendiri

Tanpa sadar.

Tak merasakan apa-apa.

Justru menikmati

Dengan senyuman

Namun, ketika semua tak sesuai harapan

Ketika hati terluka olehnya

Barulah kau mengerti

Bahwa rasa sakit itu ada

Dan hati itu tak lagi sama ...



Selasa, 05 Februari 2019

Pesisir Selatan Explore VI

Pantai Carocok, Painan


Lama tak berbagi, sekarang kita akan menceritakan tentang tujuan favorit apabila ke Pesisir Selatan yang berada di Kota Painan yang tidak lain ialah Pantai Carocok.

Pantai Carocok merupakan destinasi favorit di Painan, terutama saat liburan. Lokasinya pun mudah diakses dan dekat sekali dengan pusat kota. Sangat mudah untuk ditemui.

Langsung saja kita cek cek!


Salah satu sisi Pantai Carocok yang menyewakan wahana bermain anak-anak

pantai carocok painan
Pantai Carocok setelah mendapat sentuhan pembaharuan, semakin ciamik

yang baru dari Pantai Carocok

berbagai fasilitas disediakan demi menunjang kenyamanan pengunjung


pantaicarocokpainan
kamu kamu juga bisa menikmati senja dengan santai kok

atau menyusuri jembatan jembatan mini carocok, bagus untuk spot foto juga

oh ya, ada wisata pulau juga kok, namanya Pulau Cingkuak. hanya dengan biaya sekitar Rp. 15000, muungkin lebih kalau hari libur, kamu akan sampai di Pulau Cingkuak untuk menikmati pulau dengan pasir putihnya. kamu juga bisa berenang atau main main air loh

menuju Pulau Cingkuak ...

sampai ...

Mari menikmati hari libur ...
Nah itu lah sekilas tentang Pantai Carocok dan Pulau Cingkuak yang ada di Painan, silakan menikmati senidri.

Ada bonus video, semoga bisa dibuka ...


Negeri di Awan

Di bayang wajah mu Ku temukan kasih dan hidup Yang lama lelah aku cari Dimasa lalu Kau datang padaku Kau tawarkan Kasih hati yang tul...