Kamis, 03 April 2014

Negeri Yang Kucintai


Negeri yang ku cintai, hingga kini kau masih terombang-ambing
Pada laut politik yang tak tenang oleh tiupan angin demokrasi yang terlalu kencang
Ombak reformasi yang menerjang bebas, menggoyang setiap inci stabilitas
Arus birokrasi yang menyetirmu hingga kini, terlalu lemah terhadap polemik
Kapten pun telah berganti bermacam insting
Dari sang pendiri yang heroik, yang keberaniannya mengaum seantero jagad hingga si berwibawa retorika.
Negeri ku tetap saja terombang-ambing, bocor sana-sini, tambal sana-sini.

Kita semua ingin perubahan, keinginan klise dan sederhana,  tapi tak mudah.
Kita butuh kapten yang begini, yang begitu, bla bla bla, itu kata politikus.
Entah apa kata kita, apa mereka benar-benar tahu.

Keinginan kita sejujurnya tak banyak, hanya kapten yang peduli pada anak buah.
Hanya kapten yang mau berbicara langsung pada kita, kapten yang mau mengajak kita bekerjasama, bukan bekerja sendiri.
Karena kau negeri yang ku cintai, bukan hanya tanggungjawab kapten semata.
Kau adalah tanggungjawab kami semua, tanah-tanah kami, darah-darah kami, jiwa-jiwa kami, tumpah darah kami.

Kapten, kau tak perlu jenius, tak perlu manis retorika, cukup tegas, tegas untuk kepentingan kami, rakyatmu.
Bukan kepentingan segelintir kaya dan harta-hartanya, cukup kami, rakyatmu.
Negeri yang ku cintai, alangkah manisnya jika kami bersama kapten memperbaikimu, bersama-sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Negeri di Awan

Di bayang wajah mu Ku temukan kasih dan hidup Yang lama lelah aku cari Dimasa lalu Kau datang padaku Kau tawarkan Kasih hati yang tul...